Saturday, November 18, 2006

Mengenang Tragedi Semanggi



Tahun 1998 & 1999 adalah tahun-tahun kelam bagi keluarga besar mahasiswa Indonesia.

Di tahun-tahun itu para mahasiswa dari hampir seluruh universitas di Indonesia menuangkan seluruh aspirasi-nya untuk meneggakan keadilan dan kebenaran di bumi pertiwi Indonesia ini. Mencoba meruntuhkan tirani yg sudah mengakar selama bertahun-tahun. Demonstrasi besar-besaran yg pada akhirnya mengarah pada tindak brutal aparat keamanan. Perang saudara-pun tak kuasa dihindari. Perseteruan antara aparat yg menggunakan senapan dan mahasiswa yg hanya menggunakan batu sebagai senjatanya mewarnai hari-hari kelabu bagi bangsa Indonesia. Tirani itu akhirnya berhasil diruntuhkan. Perjuangan yg tidak sia-sia tetapi memakan banyak nyawa. Nyawa mahasiswa dan nyawa orang-orang tidak berdosa hilang begitu saja oleh timah panas aparat.


Sampai detik ini, 8 tahun setelah kejadian berdarah itu, kasus ini tidak pernah diusut sampai tuntas. Tragedi Trisakti, Tragedi Semanggi I & II seakan menjadi kasus sepele yg pemerintah malas urus. Miris dan Ironis, mengingat dengan perjuangan mahasiswa itulah tirani yg berkuasa selama 32 tahun lamanya bisa bertekuk lutut (walau dengan terpaksa).

Pahlawan yg harusnya diberi tanda jasa itu seakan menjadi musuh bagi pemerintah.

Petisi-petisi berisi aspirasi dari kami ini, seakan tidak ada artinya kalau pada akhirnya pemerintah masih menutup mata. Tetapi tidak ada kata menyerah bagi kami, para mahasiswa untuk terus memperjuangkan keadilan di negeri ini.

”Beri kami satu ruang
Untuk katakan yang benar
Kuburkan yang salah
Biarkan kami tumpahkan
Aspirasi putih kami..”

- Dewa 19 - Aspirasi Putih -


Tribute to all victims in Trisakti, Semanggi I & II Tragedy.

photos are taken @ Atmajaya University, Jakarta.

No comments: